bharindo.co.id Surabaya,– Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur kembali mencatat kemajuan dalam proses identifikasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Sidoarjo. Hingga Senin (13/10), dua kantong jenazah berhasil diidentifikasi dan telah cocok dengan data ante mortem (AM) dari pihak keluarga.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Jatim, Kombes Pol. M. Khusnan Marzuki, menyampaikan bahwa proses identifikasi dilakukan melalui sejumlah metode, mulai dari pemeriksaan DNA, medis, hingga kecocokan properti pribadi korban.
“Pada hari ini, tim DVI Polda Jatim berhasil mengidentifikasi dua kantong jenazah yang hasilnya sesuai dengan data ante mortem,” ujar Kombes Khusnan dalam keterangannya.
Dua korban yang berhasil diidentifikasi adalah:
-
Khafa Ahmad Maulana (15), warga Ngawen, Sidayu, Gresik, teridentifikasi dari kantong jenazah bernomor PM RSB B-041.
-
Irham Ghifari (16), warga Krian, Sidoarjo, yang sesuai dengan kantong jenazah PM RSB B-055.
Dengan hasil ini, total 55 korban telah berhasil diidentifikasi dari 67 kantong jenazah yang diterima tim gabungan. Berdasarkan data ante mortem, terdapat 63 orang yang dilaporkan hilang dalam tragedi tersebut, sementara delapan korban masih belum ditemukan.
Menurut Kombes Khusnan, saat ini masih terdapat sembilan kantong jenazah di kamar jenazah yang belum teridentifikasi. Beberapa di antaranya merupakan potongan tubuh (body part) yang memerlukan penanganan lebih lanjut dan pengujian tambahan.
“Seluruh bahan post mortem sudah kami kirim ke Jakarta dan kami terus berkoordinasi dengan Pusdokkes Polri. Target kami, proses identifikasi bisa selesai dalam minggu-minggu ini, meski tetap bergantung pada kondisi sampel. Ada yang rusak atau memerlukan waktu tambahan,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa sebagian dari sembilan kantong jenazah yang tersisa belum mendapatkan perintah pengiriman sampel, dan proses masih dalam tahap pengolahan data.
“Harapan kami, dalam tiga sampai empat hari ke depan, semua korban sudah bisa teridentifikasi,” tambahnya.
Kombes Khusnan menegaskan bahwa tim DVI Polda Jatim bekerja secara profesional, teliti, dan penuh kehati-hatian dalam setiap tahapan identifikasi. Tujuannya adalah memberikan kepastian dan ketenangan bagi keluarga korban yang masih menunggu kabar.
Tragedi runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al-Khoziny menjadi duka mendalam bagi masyarakat Jawa Timur. Meski demikian, sinergi antara DVI, tenaga medis, serta instansi terkait terus berlanjut untuk memastikan seluruh korban dapat diidentifikasi secepat mungkin. (imms***)
