Oktober 26, 2025
image - 2025-10-17T065143.688

bharindo.co.id Jakarta,— Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa program-program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) akan menjadi mesin pendorong utama bagi target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (16/10), Airlangga menjelaskan bahwa program MBG pada skala puncaknya mampu menghadirkan hingga 30.000 dapur dan membuka lapangan kerja bagi sekitar 1,4 juta tenaga kerja.

Rule of thumb pertumbuhan ekonomi, setiap 400 ribu tenaga kerja bisa mendongkrak pertumbuhan 1 persen. Artinya, program ini berpotensi mendorong pertumbuhan hingga 2–3 persen,” ujar Airlangga.

Selain MBG, program KDMP juga dinilai strategis karena dapat meningkatkan aliran dana ke desa secara signifikan. Ia menyebut, dana desa melalui KDMP bisa meningkat empat kali lipat, dari Rp1 miliar menjadi Rp4 miliar per desa per tahun.

“Tentu efek-efek ini akan menambah daya dorong terhadap mesin ekonomi yang sudah bekerja saat ini,” tambahnya.

Lebih jauh, Airlangga juga menyoroti sektor digital sebagai mesin pertumbuhan berikutnya. Hal ini didorong oleh perjanjian Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang diperkirakan mampu menggandakan nilai ekonomi digital ASEAN.

“Tanpa DEFA, nilai ekonomi ASEAN pada 2030 diperkirakan hanya sebesar 1 triliun dolar AS. Dengan DEFA, nilainya bisa naik menjadi 2 triliun dolar AS,” tegasnya.

Optimisme ini turut diperkuat oleh meningkatnya penggunaan transaksi lintas negara dengan mata uang lokal melalui Local Currency Transaction (LCT), yang telah dilakukan dengan berbagai negara seperti Uni Emirat Arab, Jepang, dan negara-negara di Asia Tenggara.

“Transaksi menggunakan mata uang lokal kini semakin meluas di berbagai negara mitra kita,” ujar Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga memaparkan bahwa adopsi digital di kalangan masyarakat terus berkembang. Salah satu indikatornya adalah jumlah pengguna Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) yang kini mencapai 56 juta pengguna.

“Pemegang QRIS sudah mencapai sekitar 56 juta. Ini menandakan bahwa masyarakat mulai terbiasa dengan revolusi finansial dan semakin akrab dengan digitalisasi,” pungkasnya. (ils78***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *