Desember 1, 2025
image (95)

bharindo.co.id Jakarta,- Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya memperkuat kohesi sosial dan nilai spiritualitas dalam kehidupan berbangsa agar Indonesia dapat menjadi model pluralisme produktif di kancah global.

“Memang konsen kita itu untuk menciptakan kohesi sosial yang lebih solid, lebih konstruktif, lebih produktif. Inilah harapan kita semuanya. Diskusi-diskusi seperti ini sangat penting untuk Indonesia, karena ke depan Indonesia diharapkan menjadi model,” ujar Menag, Rabu (12/11/2025).

Menag menilai, Indonesia memiliki keunikan dan kekuatan tersendiri sebagai negara dengan tingkat pluralitas tertinggi di dunia. Karena itu, perbedaan suku, agama, dan budaya harus dipandang sebagai anugerah, bukan ancaman.

“Kita ini negara yang paling plural di kolong langit ini, tetapi kita bisa menjadi contoh bahwa pluralitas tidak mesti menjadi ancaman bagi hegemoni sosial yang produktif. Justru dari keberagaman itu kita menciptakan lukisan Tuhan yang indah — Bhinneka Tunggal Ika yang sejati,” jelasnya.

Lebih lanjut, Menag menyampaikan bahwa Kementerian Agama saat ini tengah mengembangkan kurikulum berbasis cinta dan ekoteologi sebagai bagian dari upaya memperkuat fondasi moral dan spiritual generasi muda.

“Kami menancapkan kurikulum cinta dan ekoteologi agar lebih fundamental dalam mempersiapkan Indonesia yang lebih kompetitif di masa depan,” kata Menag.

Dalam kesempatan yang sama, ia juga menyinggung pandangan positif dunia internasional terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang dinilai membawa gagasan konstruktif bagi perkembangan global.

Menag menegaskan bahwa seluruh pencapaian pembangunan nasional tidak akan bermakna tanpa adanya kerukunan dan persatuan bangsa.

“Kita tidak bisa menikmati pembangunan dalam bentuk apa pun tanpa kerukunan. Di bangsa yang plural seperti Indonesia, kerukunan adalah faktor yang amat sangat penting,” pungkasnya. (hnds***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *