November 12, 2025
image (76)

bharindo.co.id Jakarta,- Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya membeberkan hasil penyelidikan terbaru terkait kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara yang melibatkan seorang anak berkonflik dengan hukum. Dalam peristiwa tersebut, tim Gegana menemukan tujuh bom rakitan, empat di antaranya sempat meledak.

Dansat Brimob Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Henik Maryanto, menjelaskan bahwa tiga bom lainnya berhasil diamankan dalam kondisi masih aktif. Lokasi penemuan berada di dua titik, yakni area masjid sekolah dan taman baca atau bank sampah.

“Dari tujuh bom rakitan yang ditemukan, empat di antaranya meledak, sementara tiga lainnya masih aktif dan telah diamankan di Markas Gegana Satbrimob Polda Metro Jaya,” ungkap Kombes Pol. Henik saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11/2025).

Menurut Kombes Pol. Henik, bom-bom rakitan tersebut memiliki inisiator elektrik, receiver dengan daya enam volt, serta bahan peledak berbasis potasium klorat. Setiap bom juga dibuat dengan bungkus dan bentuk yang berbeda, menunjukkan adanya upaya eksperimen oleh pelaku.

“Untuk lokasi pertama di area masjid, ditemukan dua bom rakitan yang dibungkus jerigen plastik. Berdasarkan material yang kami temukan, rangkaian tersebut merupakan bom aktif dengan sistem remote control,” jelasnya.

Sementara itu, di lokasi kedua, yakni area bank sampah dan taman baca, ditemukan lima bom rakitan lainnya. Empat di antaranya dibungkus kaleng minuman, sedangkan satu lainnya menggunakan pipa besi sebagai wadah.

Untuk bom yang berada di taman baca, pelaku menggunakan mekanisme sumbu api dengan pemantik manual.

“Jadi bom di lokasi kedua memakai sistem pemantik langsung. Kalau tidak dibakar, tidak akan meledak. Namun dua di antaranya sempat dibakar oleh pelaku, sehingga menimbulkan ledakan,” terang Kombes Pol. Henik.

Ia menambahkan, seluruh bahan peledak yang digunakan memiliki komposisi serupa, yakni potassium chlorate atau kalium klorat, bahan kimia yang umum digunakan dalam petasan dan kembang api, namun bisa menjadi sangat berbahaya jika dirakit secara tidak tepat.

“Explosif-nya sama, menggunakan potassium chlorate. Ini menunjukkan pelaku belajar dari berbagai sumber terbuka tanpa memahami bahaya kimiawi dan dampaknya,” ujarnya.

Polisi kini terus melakukan penyelidikan mendalam untuk memastikan asal bahan kimia dan alat perakit bom tersebut. Kasus ini juga menjadi perhatian serius aparat kepolisian, mengingat pelaku masih di bawah umur dan terindikasi terpengaruh konten ekstrem di dunia maya.

Polda Metro Jaya bersama Densus 88 dan psikolog forensik akan terus berkoordinasi dalam proses penyidikan guna mengungkap motif dan faktor psikologis di balik aksi berbahaya ini. (hnds***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *