Categories: Nasional

Airlangga: Program MBG dan KDMP Jadi Mesin Baru Pertumbuhan Ekonomi

bharindo.co.id Jakarta,— Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa program-program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) akan menjadi mesin pendorong utama bagi target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (16/10), Airlangga menjelaskan bahwa program MBG pada skala puncaknya mampu menghadirkan hingga 30.000 dapur dan membuka lapangan kerja bagi sekitar 1,4 juta tenaga kerja.

Rule of thumb pertumbuhan ekonomi, setiap 400 ribu tenaga kerja bisa mendongkrak pertumbuhan 1 persen. Artinya, program ini berpotensi mendorong pertumbuhan hingga 2–3 persen,” ujar Airlangga.

Selain MBG, program KDMP juga dinilai strategis karena dapat meningkatkan aliran dana ke desa secara signifikan. Ia menyebut, dana desa melalui KDMP bisa meningkat empat kali lipat, dari Rp1 miliar menjadi Rp4 miliar per desa per tahun.

“Tentu efek-efek ini akan menambah daya dorong terhadap mesin ekonomi yang sudah bekerja saat ini,” tambahnya.

Lebih jauh, Airlangga juga menyoroti sektor digital sebagai mesin pertumbuhan berikutnya. Hal ini didorong oleh perjanjian Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang diperkirakan mampu menggandakan nilai ekonomi digital ASEAN.

“Tanpa DEFA, nilai ekonomi ASEAN pada 2030 diperkirakan hanya sebesar 1 triliun dolar AS. Dengan DEFA, nilainya bisa naik menjadi 2 triliun dolar AS,” tegasnya.

Optimisme ini turut diperkuat oleh meningkatnya penggunaan transaksi lintas negara dengan mata uang lokal melalui Local Currency Transaction (LCT), yang telah dilakukan dengan berbagai negara seperti Uni Emirat Arab, Jepang, dan negara-negara di Asia Tenggara.

“Transaksi menggunakan mata uang lokal kini semakin meluas di berbagai negara mitra kita,” ujar Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga memaparkan bahwa adopsi digital di kalangan masyarakat terus berkembang. Salah satu indikatornya adalah jumlah pengguna Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) yang kini mencapai 56 juta pengguna.

“Pemegang QRIS sudah mencapai sekitar 56 juta. Ini menandakan bahwa masyarakat mulai terbiasa dengan revolusi finansial dan semakin akrab dengan digitalisasi,” pungkasnya. (ils78***)

adminbharindo

Recent Posts

Sebanyak 47 Karyawan SPPG Yayasan Sinar Jaya Rezki Geruduk Kantor, Protes Pemotongan Gaji Misterius

Bharindo.co.id Takalar,- Suasana di Kantor Pelayanan Pemulihan Gizi (SPPG) Jalan Mappajalling Daeng Kawang, Kelurahan Sombala…

2 hari ago

layanan kesehatan geratis bagi jamaah Sholat Jumat Desa Talunombo

bharindo.co.id Wonosobo,- jumat 24/10/2025 Kegiatan Grebek Sholat Jumat kembali dilaksanakan di Masjid Jami roudotussolikhin Desa…

2 hari ago

Satgas Pengendalian Harga Beras Pantau Stabilitas Harga di Wonosobo

bharindo.co.id WONOSOBO – Tim Satgas Pengendalian Harga Beras melaksanakan kegiatan pengecekan harga dan ketersediaan beras…

2 hari ago

Bangun Kesadaran Hukum Sejak Dini, Bhabinkamtibmas Sambangi SMP Satap Homebase

Bharindo.co.id Takalar,- Dalam rangka menjaga dan memelihara situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Harkamtibmas), Bhabinkamtibmas Desa…

2 hari ago

Kasat Binmas Polres Takalar Gelar Jum’at Curhat Bersama Warga Desa Aeng Towa

Bharindo.co.id Takalar,- Dalam rangka mempererat silaturahmi dan mendengar langsung aspirasi mengajak masyarakat jaga Kamtibmas dan…

2 hari ago

Bhayangkari Berkarya, Mendukung Polri untuk Masyarakat

bharindo.co.id JAKARTA,— Keluarga besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) memperingati Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (HKGB)…

3 hari ago