Categories: Nasional

Bulog Gunakan Teknologi Pemilah Modern untuk Jaga Mutu Beras

Bharindo Jakarta,- Perum Bulog memastikan kualitas beras yang disalurkan kepada masyarakat tetap terjaga dengan baik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggunakan teknologi pemilah modern untuk memisahkan beras yang menurun mutunya agar tidak tercampur dengan stok layak konsumsi.

Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menegaskan isu adanya beras di gudang Bulog yang terancam terbuang karena rusak tidak benar. Menurutnya, seluruh stok yang dikelola Bulog dalam kondisi aman dan melalui proses penyimpanan ketat.

“Dalam penyaluran, kami menerapkan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out). Jika ada penurunan kualitas, langsung dilakukan langkah korektif berupa pemisahan, fumigasi ulang, hingga pengolahan dengan mesin pemilah modern,” kata Rizal, dalam keterangan yang dikutip Minggu, 14 September 2025.

Dengan penerapan teknologi tersebut, Rizal memastikan beras yang didistribusikan kepada masyarakat tetap sesuai standar dan layak konsumsi.

“Tujuannya agar masyarakat hanya menerima beras berkualitas baik,” ujarnya.

Kemudian Rizal menjelaskan, setiap beras yang masuk ke gudang Bulog selalu diperiksa terlebih dahulu. Setelah itu, stok dipantau secara berkala dengan menjaga kebersihan dan sanitasi gudang.

Jika terdeteksi indikasi serangan hama, Bulog segera melakukan tindakan pengendalian seperti penyemprotan maupun fumigasi. Rizal menyebut, tidak semua beras yang lama harus segera dikeluarkan lebih dulu.

“Kadang justru ada beras baru yang lebih cepat rusak karena faktor panen yang tidak optimal. Makanya kita seleksi lagi dengan teknologi pemilah supaya benar-benar terjaga kualitasnya,” tuturnya.

Adapun terkait beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disebut memiliki tekstur pera, Rizal menegaskan hal itu bukan karena kualitasnya buruk. Menurutnya, karakteristik tersebut dipengaruhi varietas padi yang digunakan.

“Memang ada varietas padi yang teksturnya pera. Biasanya orang Sumatera lebih suka yang begitu, sementara orang Jawa cenderung memilih beras pulen,” jelasnya. (ils78***)

adminbharindo

Recent Posts

Bareskrim Sudah Tangani 30 Kasus Beras Oplosan, 36 Tersangka Ditetapkan

Bharindo Jakarta,- Bareskrim Polri mengungkap jumlah tersangka dalam kasus beras oplosan. Sejauh ini, total sudah…

8 jam ago

Kejaksaan Agung Apresiasi Pengungkapan Kasus Pembobolan Bank Oleh Bareskrim Polri

Bharindo Jakarta,- Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap petunjuk yang dimiliki hingga akhirnya…

8 jam ago

Kejaksaan Agung Apresiasi Pengungkapan Kasus Pembobolan Bank Oleh Bareskrim Polri

Bharindo Jakarta,- Kejaksaan Agung mengapresiasi gerak cepat Bareskrim Polri atas pengungkapan kasus pembobolan salah satu…

8 jam ago

BNN Gandeng Komunitas Ojol Berantas Peredaran Narkotika

Bharindo Jakarta,- Badan Narkotika Nasional (BNN) RI mengajak komunitas ojek online (ojol) untuk menjadi garda…

8 jam ago

Menteri ATR/BPN: Kebijakan Agraria Dirancang Beri Manfaat untuk Masyarakat

Bharindo Jakarta,- Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid menegaskan kebijakan…

8 jam ago

BPK Tegaskan Komitmen Kawal Program Prioritas Pembangunan Manusia

Bharindoo Jakarta,- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menegaskan komitmennya dalam mengawal program prioritas nasional di bidang…

8 jam ago