Bharindo Jakarta,- Kemenkes (Kementerian Kesehatan), bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga, salah satunya bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) guna membatasi iklan produk tinggi gula, garam, dan lemak (GGL) untuk mencegah kegemukan dan obesitas pada anak.
Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menyebutkan bahwa hal tersebut sesuai amanah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024.
Menurutnya, pembatasan iklan ini penting agar anak tidak terpengaruh pemasaran makanan dan minuman yang tidak sehat, mengingat mereka sering mengakses informasi melalui media digital.
Dalam webinar di Jakarta, Siti Nadia Tarmizi, mengutip data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, bahwa prevalensi anak usia 5-12 tahun mengalami kegemukan (overweight) dan obesitas yakni 11,9 persen untuk overweight, dan 7,8 persen untuk obesitas. Kondisi itu, katanya, dapat menimbulkan penyakit lainnya.
Adapun penyakit itu yakni ragam penyakit kardiovaskular mulai dari stroke hingga sakit jantung, diabetes melitus, kanker, masalah fertilitas seperti Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), maupun berbagai penyakit metabolik dan non-metabolik.
“Kita akan pindah dari middle income country berusaha untuk di 2045 dengan generasi emasnya menjadi negara yang maju. Nah, negara maju pasti persoalannya adalah penyakit tidak menular,” jelasnya, dilansir dari laman Antaranews, Kamis (10/7/25).
Ia juga menyebutkan, Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang ditargetkan untuk anak dan remaja usia sekolah nantinya dapat melihat tren kedua kondisi tersebut.
“Saya yakin nanti kita mesti lihat lagi apa yang dari CKG angkanya jauh lebih tinggi dari angka ini,” ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa kesemua penyakit katastropik, tidak serta merta muncul, melainkan berproses, sehingga ada waktu untuk intervensi. Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya pencegahan secara dini.
“Sebenarnya obesitas itu suatu hal yang paling murah dan mudah dalam sisi penanganannya. Karena cukup dengan tadi membatasi konsumsi kita, olahraga, aktivitas fisik,” jelasnya.
Selain bersama Komdigi, pihaknya juga bekerja dengan kementerian dan lembaga lain, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk label makanan dan edukasi.
Selain itu, katanya, bersama Kementerian Keuangan untuk penerapan cukai, yang dapat menambah pemasukan negara sekaligus mengendalikan konsumsi pangan tidak sehat.
Kemudian, pihaknya dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berupaya mengedukasi anak-anak tentang pangan yang sehat dan mengajak anak-anak beraktivitas fisik.
“Apalagi saat ini melalui program makan gratis kami berharap Badan Gizi Nasional juga dapat bersama-sama kita menyediakan makanan-makanan yang lebih sehat dan tentunya makanan-makanan yang bermanfaat dari sisi gizinya,” tutupnya. (***)
bharindo.co.id Jakarta Utara,– Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri resmi menutup kegiatan Rapat Koordinasi dan Verifikasi…
bharindo.co.id Jakarta,— Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menerima audiensi Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni di…
bharindo.co.id Tangerang Selatan,— Nama Iptu Kustam sudah tidak asing bagi warga Ciputat Timur, Kota Tangerang…
bharindo.co.id Bali,— Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri mengambil langkah strategis dalam memperkuat pengawasan terhadap Warga…
bharindo.co.id Jakarta,— Peristiwa anjloknya Kereta Api Purwojaya dengan rute Cilacap–Gambir di kawasan Kedung Waringin, Kabupaten…
bharindo.co.id Takalar,- Personel Satgas TMMD ke 126, Kodim 1426/Takalar, terus menggenjot pembangunan rehab Rumah Tidak…