bharindo.co.id Jakarta,- Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Republik Federasi Brasil Luiz Inácio Lula da Silva sukses mengamankan delapan nota kesepahaman (MoU) dengan nilai komitmen investasi yang fantastis, mencapai lebih dari US$ 5 miliar atau setara sekitar Rp 83,18 triliun (asumsi kurs Rp 16.637/US$).
Kesepakatan ini terjalin usai kedua pemimpin negara bertemu dalam pertemuan bilateral di Jakarta, Kamis (23/10).
Sederet perjanjian itu berfokus pada penguatan kerja sama di sektor strategis, mencakup energi, pertambangan, riset, karantina, hingga industri.
Penandatanganan disaksikan langsung oleh kedua Kepala Negara yang duduk berdampingan, sementara para menteri dan kepala lembaga terkait dari kedua belah pihak merampungkan kesepakatan tersebut.
Presiden Prabowo Subianto optimis bahwa kerja sama ini akan memperkokoh hubungan bilateral antara dua negara anggota G20 dan BRICS tersebut, baik di kancah ekonomi maupun politik global.
“Hari ini kita saling menyaksikan kerja sama ekonomi yang signifikan yang nilainya tadi ditandatangani lebih dari US$ 5 miliar,” ungkap Presiden Prabowo dalam pernyataan persnya.
Menurutnya, komitmen investasi sebesar ini memiliki dampak substansial bagi perekonomian nasional. Jika seluruh perjanjian berhasil terealisasi, angkanya bahkan bisa mencapai seperempat dari total investasi langsung tahunan Indonesia.
“Investasi kita dalam satu tahun aja US$ 20 miliar… berarti yang dibicarakan hari ini hampir 25% dari total investasi langsung ke Indonesia,” tegas Presiden Prabowo, menekankan besaran nilai kesepakatan tersebut.
Ia menambahkan, kedua negara bersepakat untuk terus menggenjot volume perdagangan di berbagai sektor vital, seperti pertanian, pertahanan, teknologi, dan energi.
“Bidang perdagangan tentu saja kita harus tingkatkan perdagangan antara dua negara. Di bidang teknologi kita akan saling belanja. Bidang energi juga kita sepakat tanda tangan kesepakatan cukup signifikan antara PLN dengan swasta,” jelasnya lebih lanjut.
Delapan perjanjian yang diteken mencakup:
1. Kerja Sama Energi dan Pertambangan: Antara Kementerian ESDM RI dan Kementerian Pertambangan dan Energi Brasil.
2. Sains, Teknologi, dan Inovasi: Antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) RI dan Kementerian Sains Teknologi dan Inovasi Brasil.
3. Tindakan Sanitari dan Fitosanitari: Antara Badan Karantina Indonesia dan Kementerian Pertanian dan Peternakan Brasil.
4. Kerja Sama di Bidang Statistik: Antara Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia dan Institute Geography dan Statistik Brasil.
5. Kerja Sama Investasi: Antara Danantara Indonesia dan GBS.
6. Kerja Sama Energi: Antara PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Indonesia dan J&F S.A Brasil.
7. Kerja Sama Energi: Antara Pertamina dan Fluxus.
8. Promosi Dagang: Antara KADIN dan APEC’s. (***)
