Categories: Daerah

Satgassus Pencegahan Korupsi Polri, Pantau Penyaluran Pupuk Subsidi di Wilayah Minahasa

Bharindo Sulut,- Anggota Satgassus Pencegahan Korupsi Polri, Yudi Purnomo Harahap menyampaikan kepada media bahwa Satgassus pada tanggal 5-8 November 2024 turun langsung memantau distribusi pupuk subsidi di daerah Minahasa dan Minahasa Utara provinsi Sulawesi Utara agar tidak terjadi penyimpangan dalam distribusi pupuk subsidi yang berpotensi terjadinya tindak pidana korupsi.

Satgassus datang langsung karena penyerapan pupuk bersubsidi di kedua kabupaten ini masih kecil dan tingginya petani di kedua daerah tsb yg belum melakukan penebusan pupuk bersubsidi padahal kepada mereka sudah dijatahkan pupuk bersubsidi sebagaimana tertulis di Elektronik Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK) 2024.

Adapun Tim terdiri dari Hotman Tambunan selaku ketua tim, ⁠Herbert Nababan selaku wakil ketua tim, ⁠Yulia Anastasia Fuada, Yudi Purnomo, Waldy Gagantika, dan Wahyu selaku anggota.

Tim didampingi oleh Direktur Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian dan PT Pupuk Indonesia Holding Company untuk melakukan pertemuan dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Minahasa dan Minahasa Utara beserta perwakilan distributor, kios, dan kelompok petani. Dan melakukan kunjungan ke lapangan melihat proses penebusan di kios pupuk subsidi.

Dari hasil pertemuan tersebut, Hotman Tambunan selaku ketua tim menyampaikan, “Satgassus melihat dan mengapresiasi bahwa terkait mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi sudah berjalan lancar, operator kios dan petani sudah bisa melakukan penebusan pupuk bersubsidi dengan I-Pubers tanpa ada kendala berarti lagi”, ujar Hotman.

Namun ada beberapa temuan terkait pengelolaan pupuk bersubsidi di kedua kabupaten tersebut diantaranya serapan pupuk masih rendah di bawah 50%, padahal saat ini sudah November 2024, petani yang melakukan penebusan pupuk bersubsidi jumlahnya masih berada di bawah 50%, masih terdapat petani yang berhak untuk mendapatkan pupuk bersubsidi tetapi belum terdaftar di E-RDKK.

Begitupun sebaliknya masih terdapat petani yg masih terdapat di E-RDKK tetapi tidak memenuhi kriteria penerima pupuk bersubsidi, sebaran kios untuk melakukan penebusan pupuk bersubsidi yang tidak merata bahkan di beberapa kecamatan tidak ada sama sekali kios pupuk bersubsidi serta Dinas Pertanian Kabupaten masih belum optimal memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh Kementerian Pertanian untuk melakukan revisi E-RDKK.

Atas temuan tersebut satgassus menyampaikan dan menyarankan agar dilakukan langkah-langkah perbaikan sebagai berikut:

1. Agar Dinas Pertanian di kedua kabupaten tersebut terus menerus melakukan perbaikan data E-RDKK sehingga E-RDKK semakin akurat. Semakin akurat dari sisi data petani penerima pupuk bersubsidi dan juga kebutuhan real akan pupuk bersubsidi tiap tahunnya. Jika dirasa perlu ada revisi agar memanfaatkan kesempatan revisi E-RDKK yg dibuka oleh Kementerian Pertanian 4 kali dalam setahun.

2. Agar Dinas Pertanian mengevaluasi petani yang tidak melakukan penebusan pupuk bersubsidi selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dari data E-RDKK.

3. Agar Kementerian Pertanian dan PT Pupuk Indonesia terus menerus melakukan peningkatan2 fitur I-Pubers dan integrasinya dgn aplikasi E-RDKK. Harus terdapat fitur-fitur yang bisa digunakan untuk secara cepat dapat melakukan evaluasi terhadap realisasi penebusan melalui I-Pubers sehingga antisipasi atas realisasi penebusan tersebut dapat segera dilakukan oleh dinas pertanian kabupaten, staff PIHC dan kementerian pertanian. Fitur-fitur yang dimaksud semisal bagaimana secara cepat dapat mengetahui petani-petani yang tidak melakukan penebusan pupuk bersubsidi selama 3 (tiga) tahun, bagaimana mendapatkan informasi jumlah penebusan pupuk bersubsidi per masing-masing poktan.

3. PIHC harus segera memastikan bahwa di setiap kecamatan ada kios fisik dan bukan kios virtual. Hal ini perlu mengingat keputusan Bupati terkait jumlah alokasi adalah dgn basis kecamatan per kecamatan.

4. Kementerian Pertanian dan PIHC perlu juga membuka kemungkinan agar petani yang menebus sendiri pupuk bersubsidinya, dapat dilakukan di kios mana saja dalam satu kabupaten. Hal ini memungkinkan mengingat basis penebusan di aplikasi I-Pubers sudah berbasis nomor NIK yg sangat spesifik.

5. Untuk program pupuk bersubsidi tahun 2025, agar Kadis Pertanian di kedua kabupaten tersebut dan seluruh kabupaten di Indonesia pada umumnya, utk tepat waktu pada bulan November 2024 selesai menginput data E-RDKK 2025 dan juga memastikan agar SK Bupati terkait alokasi pupuk bersubsidi dapat terbit pada bulan Desember 2024. Dengan demikian pada awal musim tanam tahun 2025 yaitu pada bulan Januari 2025 petani sudah bisa melakukan penebusan jatah pupuk bersubsidinya. (rsds***)

 

adminbharindo

Share
Published by
adminbharindo

Recent Posts

Kadis Pertanian Provinsi Gorontalo Menghimbau Pada Masyarakat Peternak Sapi Untuk Tidak Panik Terkait dengan PMK.

Bharindo Gorontalo,-  perlu di ketahui PMK masuk di Gorontalo di pertengahan bulan November 2024, secara…

2 jam ago

Kepala Korps Siswa SPN Polda Jateng, Tinjau 24 Siswa Latihan Kerja di Polres Wonosobo

Bharindo Wonosobo,- Sejumlah 24 siswa Bintara Polri dari Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jateng menjalani…

2 jam ago

KPU Provinsi Gelar Rakor Kesiapan distribusi Logistik Pilkada 2024

BHARINDO Gorontalo – Komisi pemilihan umum ( KPU) Provinsi Gorontalo menggelar Rapat Koordinasi persiapan distribusi…

2 jam ago

Rapat Koordinasi Persiapan Pembersihan Alat Peraga Kampanye (APK) pilkada 2024

BHARINDO Gorontalo - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo menggelar Rapat Koordinasi Persiapan Pembersihan Alat…

2 jam ago

Festival Musik Religi Piala Kapolres Gelar Cooling Sistem Pengumuman Pembagian Hadiah

BHARINDO, Labuhannatu - Polres Labuhanbatu gelar Cooling System pengumuman, dan pembagian hadiah Festival Musik Religi…

3 jam ago

Polres Garut Luncurkan Gugus Tugas Ketahanan Pangan di Kabupaten Garut

Bharindo Garut,- Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo, bersama Panglima TNI, Jenderal TNI…

3 jam ago