November 17, 2025
b4b44fe6-7922-4cbd-81bd-bf09859932b7_175768

bharindo.co.id SEMARANG,— Wakapolri Komjen Pol Dedi Prasetyo membuka Seminar Internasional bertema “Optimalisasi Peran Polisi dan Masyarakat dalam Pencegahan Kejahatan Guna Terciptanya Keamanan Lingkungan dan Peningkatan Produktivitas Masyarakat Menuju Ketahanan Pangan Nasional”, di Aula Pusdik Binmas Lemdiklat Polri, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (22/10/2025).

Dalam sambutannya, Komjen Dedi menyoroti meningkatnya kesadaran publik terhadap akuntabilitas lembaga penegak hukum, terutama pasca peristiwa ricuh pada akhir Agustus yang menelan korban jiwa.

“Pasca peristiwa ‘Agustus Kelabu’, masyarakat menunjukkan keberanian lebih tinggi dalam menyampaikan kritik dan aspirasi. Hal ini menandakan meningkatnya kesadaran publik terhadap akuntabilitas lembaga penegak hukum. Tuntutan publik terhadap reformasi Polri menjadi bagian dari gerakan nasional yang menekankan transparansi, empati, dan reformasi kelembagaan,” ujar Komjen Dedi.

Ia menilai, rangkaian unjuk rasa besar yang terjadi sepanjang Agustus hingga September menunjukkan adanya krisis legitimasi Polri yang menegaskan perlunya reformasi struktural dan kultural.

“Permasalahan internal yang diidentifikasi meliputi lemahnya pengawasan, rendahnya akuntabilitas penegakan hukum, penyalahgunaan wewenang, serta budaya impunitas yang menggerus kepercayaan publik,” jelasnya.

Wakapolri mengungkapkan, Polri telah menggelar serangkaian diskusi bersama tokoh masyarakat sipil dan pakar. Hasil kajian dari koalisi masyarakat sipil mengidentifikasi 130 persoalan dalam 12 isu utama, mulai dari pengawasan hukum, tata kelola SDM, hingga orientasi pelayanan publik yang masih bersifat administratif.

Menurutnya, Polri membutuhkan perbaikan signifikan dalam hal profesionalisme dan akuntabilitas, dengan fokus pada penguatan pengawasan eksternal serta penurunan pendekatan represif.

“Evaluasi nasional menempatkan Polri pada posisi yang membutuhkan perbaikan serius. Pembelajaran dari praktik kepolisian global menunjukkan pentingnya pemanfaatan teknologi seperti body-worn camera, CCTV, serta integrasi sistem digital untuk memastikan transparansi dan perlindungan hak asasi manusia,” tegas Komjen Dedi.

Sebagai penutup, ia mengutip pandangan tokoh kepolisian Inggris, Sir Robert Peel:

“The police are the public, and the public are the police.”

“Efektivitas kepolisian ditentukan oleh sedikitnya kejahatan dan besarnya kepercayaan rakyat,” ucapnya.

Sementara itu, Kalemdiklat Polri Komjen Pol Chryshnanda Dwilaksana menegaskan pentingnya sinergi antara polisi dan masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan dan meningkatkan produktivitas ekonomi.

“Lingkungan yang aman tidak hanya menekan angka kriminalitas, tetapi juga membangun kepercayaan dan semangat warga untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan ekonomi,” ujarnya.

Komjen Chryshnanda juga menekankan konsep community policing atau pemolisian berbasis masyarakat sebagai strategi utama menciptakan keamanan yang berkelanjutan dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Polisi tidak hanya hadir saat terjadi konflik, tetapi harus mampu mencegah, menjembatani komunikasi sosial, dan memanusiakan manusia,” tegasnya.

Menurutnya, pemolisian merupakan refleksi dari kemanusiaan, keteraturan sosial, dan peradaban. Karena itu, setiap anggota Polri dituntut memiliki moralitas, literasi, dan profesionalitas tinggi dalam memberikan pelayanan publik yang cepat, tepat, dan akuntabel.

Seminar ini turut dihadiri pejabat kepolisian Jepang Komjen Nakanishi Akira, Asisten Kapolri bidang Operasi (Asops) Komjen Mohammad Fadil Imran, serta Ketua Ikatan Sakura Indonesia Brigjen Pol Sambodo Purnomo Yogo. Hadir pula akademisi dari berbagai universitas di Jawa Tengah seperti UKSW, UNDIP, UNS, UNNES, dan UNW.

Selain itu, kegiatan juga diikuti Kakorbinmas Baharkam Polri Irjen Edy Murbowo, para Dirbinmas Polda seluruh Indonesia secara virtual, serta Kapolres, Kasat Binmas, Bhabinkamtibmas, dan siswa Dikbangspes Gelombang III Pusdik Binmas.

Dengan terselenggaranya seminar ini, Polri menegaskan komitmennya untuk memperkuat akuntabilitas, meningkatkan kepercayaan publik, dan membangun kemitraan sejati antara polisi dan masyarakat menuju Indonesia yang aman, produktif, dan berkeadilan. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *