bharindo.co.id Jakarta,- BPS (Badan Pusat Statistik), mengungkapkan, komoditas beras menjadi salah satu komponen peredam inflasi bulanan pada September 2025 dengan tercatat deflasi sebesar 0,13 persen dan andil deflasi sebesar 0,01 persen.
“Secara historis di setiap bulan September, 2021 hingga 2024, secara umum beras mengalami inflasi. Sementara pada September 2025 mengalami deflasi sebesar 0,13 persen dan memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen,” ujar, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah, dilansir dari laman Antaranews, Rabu (1/10/25).
Dalam kesempatannya ia menyampaikan bahwa deflasi beras secara bulanan (month to month/mtm) pada September ini menandai deflasi kedua yang terjadi pada 2025. Sebelumnya, deflasi komoditas beras terjadi pada April 2025.
Selain beras, beberapa komoditas dalam kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang menjadi peredam inflasi September 2025 antara lain bawang merah, tomat, bawang putih, dan cabai rawit.
Berdasarkan data historis tiga tahun terakhir, Ia mengatakan bahwa keempat komoditas tersebut mengalami deflasi setiap bulan September, kecuali komoditas bawang merah yang mengalami inflasi pada September 2024.
Komoditas bawang merah memberikan andil deflasi terbesar yakni 0,12 persen. Komoditas tomat memberikan andil deflasi sebesar 0,03 persen, sedangkan andil deflasi komoditas bawang putih dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,01 persen.
“Perkembangan inflasi komoditas bawang merah, tomat, dan cabai rawit cukup berfluktuatif. Sementara komoditas bawang putih umumnya mengalami inflasi di awal tahun dan deflasi mulai pertengahan tahun, dan kembali inflasi di akhir tahun,” jelasnya.
Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami kenaikan dari 108,51 pada Agustus 2025 menjadi 108,74 pada September 2025, sehingga inflasi bulanan tercatat sebesar 0,21 persen.
Inflasi bulanan terutama didorong oleh inflasi komponen inti (core inflation) sebesar 0,18 persen dengan andil inflasi sebesar 0,11 persen.
Komponen harga diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi sebesar 0,06 persen dan andil inflasi sebesar 0,01 persen. Sementara komponen harga bergejolak (volatile food) mengalami inflasi sebesar 0,52 persen, dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen.
Secara tahunan, inflasi umum tercatat sebesar 2,65 persen year on year (yoy), dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) naik dari 105,93 pada September 2024 menjadi 108,74 pada September 2025.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 5,01 persen dan andil inflasi sebesar 1,43 persen. Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah komoditas cabai merah.
Seluruh komponen tercatat mengalami inflasi secara tahunan. Komponen inti mengalami inflasi sebesar 2,19 persen. Sementara inflasi harga diatur pemerintah sebesar 1,10 persen serta inflasi harga bergejolak sebesar 6,44 persen. (***)
bharindo.cp.id Kepulauan Bangka Belitung Pangkalpinang - Sebanyak 24 orang Prajurit Korem 045/Garuda Jaya menerima kenaikan!…
bharindo.co.id Ende,- Suasana halaman Kantor Camat Ende Utara tampak ramai pada Rabu (1/10/2025) siang. Ratusan…
bharindo.co.id Ende,- Di tengah kunjungan kerja ke Kabupaten Ende, Ketua Umum Bhayangkari Ny. Julianti Sigit…
bahrindo.co.id Bengkulu,- Wakapolda Bengkulu Brigjen Pol. Dicky Sondani, S.I.K., M.H., memimpin apel pagi di Lapangan Anton…
bharindo.co.id Gorontalo,- Kapolda Gorontalo, Irjen Pol. Drs. Widodo, S.H., M.H., menerima audiensi dari 5 personel…
bharindo.co.id Garut,– Suasana ceria tampak di Mapolres Garut ketika sebanyak 23 anak dari TK Bhayangkari…