bharindo.co.id Cirebon,– Polresta Cirebon tengah menyelidiki kasus dugaan keracunan makanan yang menimpa 20 siswa SD Negeri 2 Setu Wetan usai menyantap menu soto ayam dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (3/11/2025).
Kapolresta Cirebon Kombes Pol. Sumarni, S.I.K., S.H., M.H. mengatakan, para siswa mengalami gejala mual, muntah, dan pusing beberapa saat setelah makan siang di sekolah.
“Para siswa mengalami gejala mual, muntah, dan pusing tak lama setelah makan siang di sekolah,” ujar Kombes Pol. Sumarni, dikutip dari Antaranews, Selasa (4/11/2025).
Ia menjelaskan, pihaknya bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dapur penyedia makanan sekolah tersebut untuk memastikan penyebab kejadian.
“Tim gabungan memeriksa kondisi dapur secara menyeluruh serta mengambil sampel makanan untuk diuji di laboratorium,” katanya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan administrasi, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi penyedia menu MBG tersebut telah memiliki sertifikasi resmi dan memenuhi persyaratan administratif sebagai penyalur program pemerintah itu.
Kombes Pol. Sumarni bahkan mengaku sempat mencicipi langsung menu soto ayam yang disajikan oleh penyedia makanan tersebut.
“Secara administrasi untuk SPPG tersebut lengkap dan bersertifikat, tinggal menunggu hasil laboratorium,” ujarnya.
Dari pendataan sementara, terdapat delapan sekolah yang menerima menu soto ayam serupa. Namun, hanya SDN 2 Setu Wetan yang melaporkan adanya gejala dugaan keracunan makanan.
Polisi bersama petugas kesehatan kini menelusuri bahan makanan yang digunakan—seperti tauge, kol, dan ayam—untuk mengetahui sumber penyebab gangguan kesehatan para siswa.
Kombes Pol. Sumarni juga mengimbau seluruh pihak penyedia makanan MBG agar memperketat pengawasan terhadap higienitas dan selalu menerapkan standar operasional prosedur (SOP) dalam setiap tahap pengolahan makanan.
“Kami minta semua pihak memperhatikan standar kebersihan dan menjalankan SOP dengan benar,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, tujuh siswa masih menjalani perawatan di puskesmas, sementara 13 lainnya telah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik. (***)