November 15, 2025
image - 2025-11-05T104657.985

bharindo.co.id Jakarta,– Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Kementerian Sosial (Kemensos) menjalin kerja sama strategis dalam memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan Sekolah Rakyat, guna memperluas akses pendidikan bagi masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto mengatakan, kolaborasi ini akan menjadi jembatan bagi kampus untuk terlibat langsung dalam proses pembinaan, pelatihan, dan pendampingan terhadap Sekolah Rakyat.

“Di bayangan saya, setiap Sekolah Rakyat bisa dibina oleh satu kampus. Kampus langsung berperan dalam pelatihan, mentoring, dan sebagainya. Kita juga bisa sediakan berbagai fasilitas seperti ruang pembelajaran,” ujar Brian, Selasa (4/11/2025).

Ia menyebut, pihaknya akan menggandeng sejumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebagai pendamping dan pembina Sekolah Rakyat, demi mendukung salah satu program prioritas Presiden RI Prabowo Subianto dalam pemerataan pendidikan nasional.

Selain itu, kampus juga diharapkan dapat membantu memastikan para pelajar Sekolah Rakyat tetap terhubung dengan dunia pendidikan tinggi. Pemerintah tengah mengkaji kemungkinan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dapat diberikan bagi lulusan Sekolah Rakyat yang berprestasi.

“Kita juga akan bentuk satu tim supaya bisa menyiapkan apa yang diperlukan untuk kolaborasi, seperti kampus-kampus untuk mulai menyusun rujukan,” tambah Mendiktisaintek.

Sementara itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf menjelaskan bahwa hingga saat ini Sekolah Rakyat telah tersebar di 166 titik di Indonesia, mencakup jenjang SD, SMP, hingga SMA.

“Dari jumlah tersebut, sekitar 6.700 siswa SMA kini mengikuti pembelajaran dan diproyeksikan akan lulus pada tahun 2028,” ungkap Mensos.

Menurutnya, para siswa Sekolah Rakyat diberikan dua pilihan setelah lulus, yakni melanjutkan ke perguruan tinggi atau langsung masuk ke dunia kerja. Karena itu, kurikulum Sekolah Rakyat akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing jalur.

“Jika siswa memilih ke dunia kerja, kurikulumnya disusun bersama Kementerian Ketenagakerjaan dan BP2MI. Namun bila melanjutkan kuliah, maka kurikulumnya akan disusun oleh guru dan dosen,” jelasnya.

Ke depan, kedua kementerian berencana segera menyusun rancangan kerja sama dan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) sebagai dasar kolaborasi lintas sektor ini.

Kolaborasi antara Kemdiktisaintek dan Kemensos diharapkan dapat membuka lebih luas akses pendidikan bagi masyarakat, sekaligus memastikan lulusan Sekolah Rakyat memiliki kompetensi yang siap melanjutkan pendidikan tinggi atau terjun ke dunia kerja dengan bekal yang memadai. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *