
Bharindo Jakarta,– Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri yang baru dilantik, Brigjen Eko Hadi Santoso, tidak mau buang waktu. Baru saja resmi menjabat pada Rabu, 9 April 2025, Eko langsung menggelar commander wish yang menandai arah tegas kepemimpinannya: pemberantasan narkoba dari hulu sampai hilir, tanpa kompromi.
“Kami akan melakukan penguatan terhadap mitigasi pengembangan pemberantasan narkoba dari arah supply sampai demand,” tegas Eko kepada wartawan di Bareskrim Polri, Senin (14/4/2025).
Bukan hanya jargon, Brigjen Eko langsung membuktikan komitmennya dengan pengungkapan kasus besar. Dalam hitungan hari, jajarannya berhasil menyita 192 kilogram sabu, dan menangkap satu kurir berinisial M (36) dalam operasi dramatis di Jalan Raya Aceh-Medan, Bireun, Aceh. Pelaku bahkan sempat mencoba melarikan diri dan menabrak truk saat dikejar.
Namun bagi Eko, penangkapan kurir hanyalah permulaan. Ia menegaskan bahwa pemberantasan narkoba tak cukup hanya memotong rantai pasok di permukaan. Fokus utama adalah membongkar jaringan, mengejar pengendali, dan memutus mata rantai distribusi hingga ke titik konsumsi.
“Kami masih melakukan pengembangan terhadap pelaku-pelaku lain yang terlibat dalam jaringan internasional Malaysia-Indonesia. Bandar tetap jadi target utama,” ujarnya.
Sinergi dengan Asta Cita Presiden
Tak hanya menyoal tindakan lapangan, Brigjen Eko menautkan langkahnya dengan visi besar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ia menyatakan, pemberantasan narkoba dari hulu ke hilir adalah bagian dari implementasi Asta Cita, khususnya dalam menciptakan ketahanan nasional dari ancaman narkotika.
“Harapan kami dengan peningkatan pendekatan dalam Gakkum (penegakan hukum), Polri bisa memenuhi harapan Asta Cita Presiden dalam penanggulangan narkoba yang lebih efektif dan menyeluruh,” imbuhnya.
Dalam pendekatannya, Brigjen Eko tak hanya mengandalkan kekuatan aparat. Ia juga membuka pintu seluas-luasnya untuk keterlibatan publik. Masyarakat didorong untuk aktif memberikan informasi jika melihat atau mencurigai adanya penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekitar.
“Dengan mudahnya akses media dan informasi saat ini, kami sangat welcome terhadap bantuan masyarakat, terutama informasi dari berbagai segmen,” ujarnya.
Langkah Brigjen Eko menandai pendekatan baru: tak sekadar mengejar kurir di jalanan, tapi juga menyasar bandarnya, memutus jalur suplai internasional, hingga mengedukasi masyarakat agar menolak narkoba dari akar. Sebuah pendekatan yang menyeluruh, dari hulu ke hilir — dari kebijakan strategis hingga penindakan di lapangan.
Kalau selama ini perang narkoba hanya menyasar ‘ikan-ikan kecil’, Brigjen Eko tampaknya bersiap membawa jaring raksasa—dan siap menyapu bersih sampai dasar perairan. (ils78***)